MENJADI SEORANG PERAWAT PROFESIONAL GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DI INDONESIA
Perawat adalah seorang
yang telah menyelesaikan pendidikan formal profesi keperawatan. Perawat
mempunyai peran penting dalam dunia kesehatan. Sebagaimana tugas seorang
perawat yaitu merawat pasien yang membutuhkan perawatan agar kembali sehat
seperti semula. Tingkat kesehatan suatu Negara akan baik apabila mempunyai
perawat yang handal dan professional. Untuk itu, perawat dituntut memiliki
skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat yang handal dan professional,
agar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat Indonesia. Peran
seorang perawat professional sangat penting. Mengapa demikian? Karena tugas
perawat berhubungan langsung dengan pasien, apabila perawat dapat melaksanakan
tugasnya secara baik dan professional maka proses penyembuhan pasien dapat
terlaksana secara efektif. Apabila pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan
dengan baik, maka akan memberikan manfaat untuk masyarakat dan meningkatkan
kualitas kesehatan di Indonesia. Seseorang yang telah menjalankan studi
keperawatan diharapkan menjadi seorang perawat yang professional dan beretika
baik. Selain itu, juga lulusan perawat diharapkan dapat berkontribusi untuk
Negara guna meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.
Jenjang pendidikan yang
tinggi tidak menjamin seseorang menjadi perawat professional. Perawat dapat
dikatakan professional apabila memiliki kepribadian yang bertanggung jawab atau
kondisi dimana perawat tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan optimal.
Seorang perawat dituntut untuk mempunyai kemampuan tersebut dalam setiap
tindakanya. Untuk menjadi seorang perawat yang profesional tidak hanya
dibutuhkan hardskill, tetapi juga softskill. Dengan hardskill seorang perawat
dapat menjalankan tugas keperawatanya dengan baik, dapat melaksanakan instruksi
dokter tentang obat-obatan atau penanganan yang akan dilakukan. Sedangkan
dengan mempunyai softskill, seorang perawat lebih komunikatif dan memahami
karakter pasien dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya softskill, seorang
perawat dapat lebih baik dalam mengamati keluhan-keluhan pasien baik secara
fisik maupun mental. Dalam memeriksa tubuh pasien, seorang perawat harus
mendengarkan, memeriksa dengan cermat apa yang dikeluhkan pasien kemudian
ajukan pertanyaan yang baik terkait keluhan pasien tersebut. dengan demikian, perawat
tersebut dapat memberikan penanganan yang tepat terhadap pasien. Apabila
seorang perawat tidak mumpuni dalam berinteraksi dengan pasien, perawat tidak mengerti
karakter dari pasien tersebut sehingga tidak bisa memberikan penanganan yang
tepat. Akibatnya proses penyembuhan pasien tidak efektif.
Seorang perawat
professional juga harus mempunyai kepribadian yang baik dan taat terhadap kode
etik keperawatan yang telah ditetapkan. Mempunyai kepribadian yang baik yaitu
misalnya dalam bertugas, seorang perawat diharuskan melakukan 5S(senyum,salam,
sapa, sopan, santun) agar terjalin komunikasi yang baik antara perawat dengan
pasien. Selain itu juga perawat harus dapat mencairkan suasana saat tegang,
misalnya pada saat ada korban darurat maka seorang perawat harus tenang agar
dapat memberikan penanganan yang tepat. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang
perawat professional biasanya mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
terlebih dahulu. Kemudian setelah itu barulah memeriksa pasien. Perawat harus
memberikan pelayanan yang nyaman kepada pasien, misalnya duduk ketika mencatat
riwayat sakit pasien, lebih memberi pengertian kepada pasien lanjut usia dan
anak-anak. Dengan demikian perawat dapat membeikan kepuasan terhadap pasien.
Seperti yang telah
disebutkan diatas, bahwa jenjang pendidikan yang tinggi tidak menjamin
seseorang menjadi perawat professional. Untuk menjadi perawat professional maka
perawat harus terus belajar yaitu dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi atau dengan mempelajari ilmu keperawatan terbaru. Dengan demikian,
maka keahlian seorang perawat akan semakin baik.
Note : esay ini adalah esay pertama yang aku buat pas ospek. so, maklumin ya kalau bahasa dan pemilihan katanya kurang memuaskan. semoga bermanfaat :)
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PASIEN PASCA STROKE
Stroke
adalah suatu penyakit gangguan fungsianatomi otak yang terjadi secara tiba-tiba
dan cepat yang disebabkan karena adanya perdarahan di otak. Penderita pasca
stroke akan mengalami depresi atau tekanan. Penderita pasca stroke memerlukan
adanya dukungan sosial dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk selalu memberikan
arahan positif yang nantinya dapat mempengaruhi kesembuhanya.
Dalam
proses penyembuhan pasien, perawat turut berperan dengan melakukan proses keperawatan
salah satunya dalam bentuk caring. Dalam
kasus ini, penderita memerlukan suatu dukungan sosial dari orang lain dengan
tujuan agar penderita dapat menerima keadaan dirinya setelah mengalami stroke.
Dukungan sosial dari perawat bisa dalam bentuk memberikan rasa nyaman,
motivasi, mengajak berinteraksi, dan memberikan rasa aman.
Pasien
pasca stroke biasanya menjadi lebih sensitif. Perawat dapat memberikan rasa
nyaman agar pasien merasa nyaman dan tidak sensitif terhadap lingkungan
sekitarnya. Selain itu, perawat dapat memberikan motivasi kepada pasien, hal
ini bertujuan untuk membuat pasien berfikir positif tentang diri dan keadaanya.
Dengan memberikan motivasi juga dapat membuat pasien lebih tegar dalam
menjalankan kehidupannya sehingga pasien akan lebih mudah menerima keadaan
dirinya pasca stroke. Cara lain yang dapat dilakukan perawat dalam kasus ini
adalah senantiasa mengajak pasien berinteraksi, dengan harapkan pasien dapat lebih
terbuka dengan orang lain. Interaksi ini sebagai bentuk pelatihan perawat
kepada pasien agar pasien tidak kesulitan saat berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu perawat dapat memberikan rasa aman, artinya perawat memberi kenyamanan
dan perhatian lebih kepada pasien sehingga pasien merasa terlindungi walaupun
dalam kondisi sakit. Dengan seperti itu, penderita tidak akan merasa takut
terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap dirinya.
DAFTAR
PUSTAKA :
Najoan, Kartika Tivani.,dkk. 2016. Hubungan Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Pasien Pasca Strok.
Universitas Smratulangi Manado. Volume 4 Nomor 2. file:///E:/UUS%20TITIP/JURNAL.pdf.
(Diakses pada 15 Oktober 2016).
Langganan:
Postingan (Atom)